Kamis, 12 Agustus 2010
Konsep Pemberdayaan, Membantu Masyarakat Agar Bisa Menolong Diri Sendiri
Pemberdayaan dilahirkan dari bahasa Inggris, yakni empowerment, yang  mempunyai makna dasar ‘pemberdayaan’, di mana ‘daya’ bermakna kekuatan (power).  Bryant & White (1987) menyatakan pemberdayaan sebagai upaya  menumbuhkan kekuasaan dan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat  miskin. Cara dengan menciptakan mekanisme dari dalam (build-in) untuk  meluruskan keputusan-keputusan alokasi yang adil, yakni dengan  menjadikan rakyat mempunyai pengaruh. Sementara Freire (Sutrisno, 1999)  menyatakan empowerment bukan sekedar memberikan kesempatan rakyat  menggunakan sumber daya dan biaya pembangunan saja, tetapi juga upaya  untuk mendorong mencari cara menciptakan kebebasan dari struktur yang  opresif. 
Konsep lain menyatakan bahwa pemberdayakan mempunyai dua makna, yakni  mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar  menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di  segala bidang dan sektor kehidupan. Makna lainnya adalah melindungi,  membela dan berpihak kepada yang lemah, untuk mencegah terjadinya  persaingan yang tidak seimbang dan terjadinya eksploitasi terhadap yang  lemah (Prijono dan Pranarka, 1996).
Dalam pandangan Pearse dan Stiefel dinyatakan bahwa pemberdayaan  mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder. Kecenderungan  primer berarti proses pemberdayaan menekankan proses memberikan atau  mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada  masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Sedangkan kecenderungan  sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi, mendorong  atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk  menentukan apa yang menjadi pilihannya (Prijono dan Pranarka, 1996).
Sedangkan dalam kajian ini pengertian “pemberdayaan” dimaknai sebagai  segala usaha untuk membebaskan masyarakat miskin dari belenggu  kemiskinan yang menghasilkan suatu situasi di mana kesempatan-kesempatan  ekonomis tertutup bagi mereka, karena kemiskinan yang terjadi tidak  bersifat alamiah semata, melainkan hasil berbagai macam faktor yang  menyangkut kekuasaan dan kebijakan, maka upaya pemberdayaan juga harus  melibatkan kedua faktor tersebut.
Salah satu indikator dari keberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan  kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau  memperbaiki kehidupannya. Konsep pemberdayaan merupakan hasil dari  proses interaksi di tingkat ideologis dan praksis. Pada tingkat  ideologis, pemberdayaan merupakan hasil interaksi antara konsep top-down  dan bottom-up, antara growth strategy dan people centered strategy.  Sedangkan di tingkat praksis, proses interaksi terjadi melalui  pertarungan antar ruang otonomi. Maka, konsep pemberdayaan mencakup  pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan  pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community based development).  Community development adalah suatu proses yang menyangkut usaha  masyarakat dengan pihak lain (di luar sistem sosialnya) untuk menjadikan  sistem masyarakat sebagai suatu pola dan tatanan kehidupan yang lebih  baik, mengembangkan dan meningkatkan kemandirian dan kepedulian  masyarakat dalam memahami dan mengatasi masalah dalam kehidupannya,  mengembangkan fasilitas dan teknologi sebagai langkah meningkatkan daya  inisiatif, pelayanan masyarakat dan sebagainya. Secara filosofis, community  development mengandung makna ‘membantu masyarakat agar bisa  menolong diri sendiri’, yang berarti bahwa substansi utama dalam  aktivitas pembangunan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri.
 

 
 
 
 
 
 
 















 
 
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar anda agar Blog ini lebih bermakna.