We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Jumat, 13 Januari 2012

KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dibentuk dalam rangka penumbuhkembangan, penggerakan prakarsa dan partisipasi serta swadaya gotong-royong masyarakat dalam pembangunan di desa dan kelurahan. Hubungan kerja KPM dengan Kepala Desa atau Lurah, Lembaga Kemasyarakat, Kader Teknis, dan kelompok masyarakat bersifat koordinatif dan konsultatif. 

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN PERAN KPM

KEDUDUKAN
KPM berkedudukan di Desa dan Kelurahan.

TUGAS
KPM mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa atau Lurah dan Lembaga Kemasyarakatan dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif, yang meliputi:
  1. menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan diwilayahnya;
  2. membantu masyarakat dalam mengartikulasikan kebutuhannya dan membantu mengidentifikasi masalahnya;
  3. membantu masyarakat mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah yang dihadapi secara efektif;
  4. mendorong dan meyakinkan para pembuat keputusan untuk benar-benar mendengar, mempertimbangkan dan peka terhadap kebutuhan masyarakat; dan
  5. melakukan pekerjaan purna waktu untuk menghadiri pertemuan/ musyawarah, membantu kelompok masyarakat dalam memperoleh akses terhadap berbagai pelayanan yang dibutuhkan.

FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas KPM mempunyai fungsi :
  1. pengidentifikasian masalah, kebutuhan dan sumber daya pembangunan yang dilakukan secara partisipatif;
  2. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat bersama Lembaga Kemasyarakatan kepada Pemerintah Desa atau Kelurahan;
  3. penyusunan rencana pembangunan dan fasiltasi musyawarah perencanaan pembangunan secara partisipatif;
  4. pemberian motivasi, penggerakkan dan pembimbingan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif;
  5. penumbuhkembangan prakarsa, swadaya dan gotong royong masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif;
  6. pendampingan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif;
  7. pendampingan masyarakat dalam pemantauan dan proses kesepakatan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan;
  8. pendampingan masyarakat dalam pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan hasil pembangunan;
  9. penumbuhkembangan dinamika Lembaga Kemasyarakatan dan kelompok­kelompok masyarakat yang bergerak di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, dan pelestarian lingkungan hidup dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat;
  10. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan Kader Teknis dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif; dan
  11. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik lndonesia.

PERAN KPM
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi KPM mempunyai peran sebagai:
  1. pemercepat perubahan (enabler), yaitu membantu masyarakat untuk mengidentifikasi masalah, mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah yang dihadapi secara Ie bih efektif dan mengembangkan hubungan di antara pemeran/ stakeholders pembangunan dengan baik;
  2. perantara (mediator), yaitu melakukan mediasi individu atau kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan atau pelayanan masyarakat atau kelompok masyarakat dengan stakeholder lainnya, dan individu atau kelompok masyarakat apabila terjadi konflik dalam masyarakat;
  3. pendidik (educator), yaitu secara aktif memberikan berbagai masukan yang positif dan langsung sebagai bagian dari pengalaman-pengalamannya. Membangkitkan kesadaran individu atau kelompok warga masyarakat bahwa ketidakberdayaan mereka disebabkan oleh ketidaksadarannya pada berbagai masalah yang ada pada dirinya.
  4. Memberi informasi melalui kegiatan belajar-mengajar untuk mendidik dan membiasakan warga yang didampinginya berfikir lebih matang secara komprehensif. Menularkan dan membagi pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh selama menjadi pendamping kepada masyarakat;
  5. perencana (planner), yaitu mengumpulkan data mengenai masalah yang terdapat dalam masyarakat, kemudian menganalisa dan menyajikan alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah dan mengembangkan program pemberdayaan masyarakat dan pembangunan patisipatif;
  6. advokasi (advocation), yaitu memberikan advokasi dani atau mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun pelayanan dan mendorong para pembuat keputusan/Kepala Desa/Lurah untuk mau mendengar, mempertimbangkan dan peka terhadap kebutuhan masyarakat;
  7. aktivis (activist), yaitu melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar dengan tujuan pengalihan sumber daya ataupun kekuasaan pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Memperhatikan isu-isu tertentu, menstimulasi kelompok-kelompok yang kurang diuntungkan untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melalui negosiasi dalam mengatasi konflik; dan
  8. pelaksana teknis (technical roles), yaitu mengorganisir warga masyarakat, tetapi juga melaksanakan tugas-tugas teknis seperti mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis, mengoperasikan komputer, menulis, presentasi dan mengatur serta mengendalikan keuangan.

PEMBENTUKAN KPM :
  1. KPM dibentuk di desa dan kelurahan berdasarkan Keputusan Kepala Desa/ Lurah.
  2. Pembentukan KPM dilakukan melalui proses pemilihan dari calon-calon KPM.
  3. KPM berjumlah antara 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) Kader yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

SYARAT-SYARAT CALON KPM ADALAH :
  1. Warga desa/kelurahan laki-laki dan perempuan yang bertempat tinggal secara tetap di desa/kelurahan yang bersangkutan;
  2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
  3. Berkelakuan baik dan menjadi tauladan di lingkungannya, dikenal dan diterima oleh masyarakat setempat;
  4. Sehat jasmani dan rohani;
  5. Mempunyai komitmen untuk bekerja purna waktu dalam membangun desa/kelurahan;
  6. Mengutamakan pengurus Lembaga Kemasyarakatan, pemuka masyarakat, pemuka agama, pemuka adat, guru, tokoh pemuda, dan sebagainya;
  7. Batas umur yang disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, dan potensi desa/ kelurahan;
  8. Pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, dan potensi desa/ kelurahan;
  9. Mempunyai mata pencaharian tetap; dan
  10. Memenuhi persyaratan lain yang dianggap perlu oleh desa/kelurahan.

DALAM PROSES PEMILIHAN KPM PEMERINTAH DESA/LURAH BERSAMA PENGURUS LEMBAGA KEMASYARAKATAN MELAKUKAN LANGKAH-LANGKAH :
  1. Menyepakati syarat-syarat sesuai kondisi desa/kelurahan yang dapat dipenuhi untuk calon KPM;
  2. Membentuk Tim seleksi calon KPM yang terdiri dari unsur aparat Pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/ Lurah;
  3. Mengumumkan pendaftaran melalui selebaran atau media lain yang sesuai kondisi desa;
  4. Melakukan seleksi sesuai kesepakatan seperti syarat administratif dan wawancara;
  5. Calon KPM yang dinyatakan lulus, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/ Lurah;
  6. Calon KPM diajukan kepada Bupati/Walikota melalui Camat untuk mengikuti pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat; dan
  7. Calon KPM yang telah mengikuti pelatihan pemberdayaan masyarakat dengan baik, dikukuhkan secara resmi melalui Keputusan Kepala Desa/Lurah.

DALAM PEMBENTUKAN KPM, PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA MELAKUKAN :
  1. Penyelenggaraan pelatihan bagi calon KPM;
  2. Pemberian Sertifikat/Surat Keterangan telah mengikuti pelatihan kepada calon KPM yang telah mengikuti pelatihan dengan baik; dan
  3. Dapat melakukan pemberian identitas diri sebagai KPM berupa kartu KPM.KPM yang pindah datang dari desa/kelurahan lain, apabila melaporkan diri dan menunjukkan kartu identitas KPM kepada Pemerintah Desa/Kelurahan yang baru, yang bersangkutan dapat dikukuhkan sebagai KPM. 

Sumber : Permendagri No.7/2007

DOWNLOAD Peraturan Menteri Dalam Negeri No.7 Tahun 2007 Tentang KPM

Pendidikan Memanusiakan Manusia ?

Pendidikan Memanusiakan Manusia ?

Bahwa dari zaman ke zaman manusia telah berupaya mengkonsepsikan dan mengimplementasikan pendidikan secara variatif. Kendati demikian, secara esensi dan misinya menunjukkan pada garis yang sama yakni bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk mempersiapkan manusia guna menghadapi berbagai tantangan perubahan yang terjadi sesuai dengan tuntutan zaman, sekaligus merupakan upaya untuk menjamin kelangsungan eksistensi kehidupan manusia itu sendiri. Dengan melalui pendidikanlah hingga saat ini manusia telah mampu mempertahankan eksistensinya dan terus menerus menuju peradaban yang semakin maju dan kompleks.

Perkembangan institusi Pendidikan

Dalam perjalanan peradaban manusia selanjutnya, mereka senantiasa manjaga dan melanjutkan tradisi pendidikan melalui berbagai bentuk dan institusi pendidikan. Masing-masing model dan bentuk pendidikan saling berlomba untuk mendidik manusia agar menjadi lebih baik. Berbagai usaha yang dilakukan manusia untuk melakukan pendidikan tersebut lambat laun memunculkan berbagai model dan institusi pendidikan yang tercatat dalam sejarah pendidikan, misalnya Academia di Yunani, Padepokan dan Pesantren di Jawa, Monastery di kalangan gereja, Madrasah di kangan masyarakat Muslim atau pun Santiniketan di India, dan masih banyak lagi. Salah satu institusi pendidikan yang sekarang menjadi model yang dominan adalah dikenal dengan isitilah “Sekolah” atau “Universitas”.

Penyelenggaraan pendidikan selanjutnya adalah menjadi kewajiban kemanusiaan maupun sebagai strategi budaya dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu strategi budaya tertua bagi manusia untuk mempertahankan keberlangsungan eksistensinya. Pendidikan dipahami dan maknai sebagai sebagai sebuah wahana untuk menyalurkan ilmu pengetahuan, alat pembentukan watak, alat pelatihan keterampilan, alat mengasah otak, serta media untuk meningkatkan keterampilan kerja.

Sementara ada juga yang memaknai bahwa pendidikan lebih diyakini sebagai suatu media atau wahana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan ajaran keagamaan, alat pembentukan kesadaran berbangsa dan bernegara, alat meningkatkan taraf ekonomi, alat mengurangi kemiskinan, untuk mengangkat status sosial, pengusaan teknologi, serta media untuk menguak misteri jagad raya. Pendidikan juga sebagai wahana untuk memanusiakan manusia, serta wahana untuk pembebasan manusia. Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi umat manusia, banyak peradaban manusia yang “mewajibkan” masyarakatnya untuk tetap menjaga keberlangsungan pendidikan. Bagi kalangan Muslim ada sebuah keyakinan beragama bahwa, “menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi kaum Muslim laki-laki dan perempuan”. Hal ini menunjukan betapa pentingnya arti pendidikan bagi umat manusia, sebab pendidikan akan sangat berpengaruh pada kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat (nirwana) kelak.

Sejarah perjalanan dan perkembangan pendidikan telah melahirkan sejumlah filsafat pemaknaan yang melandasinya. Terdapat tiga aliran paham filsafat yang masih dominan pengaruhnya hingga saat ini, yang ketiganya lahir pada zaman abad pencerahan menjelang zaman modern.  
  1. Nativisme atau Naturalisme, tokohnya antara lain; J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M). Paham ini berpendirian bahwa pendidikan pada hakekatnya sekedar sebuah proses pemberian kemudahan agar seseorang berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung pesimistik. 
  2. Empirisme atau Environtalisme, yang ditokohi oleh John Locke (1632-1704 M) dan J. Herbart (1776-1841 M). Aliran ini berpandangan bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses pembentukan dan pengisian anak manusia ke arah pola yang diinginkan dan diharapkan lingkungan masyarakatnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang cenderung optimistik. 
  3. Dan Konvergensionisme atau Interaksionisme, yang dipelopori oleh William Stern (1871-1939). Menurut pandangan ini, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu rangkaian peristiwa interaksi antara faktor pembawaan (genetik) dengan lingkungan (venotif). Pribadi manusia akan terbentuk sebagai sebuah hasil interaksi dari kedua faktor determinan tersebut. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang lebih rasional.
Institusi pendidikan modern mengadopsi pemikiran ini dalam rangka “mencetak” manusia yang berpendidikan dan berbudaya. Bahwa faktor gen (bawaan), sering dibahasakan dengan bakat dan minat, yang sudah dibawa sejak lahir akan berinteraksi dengan faktor lingkungan. Keduanya akan diolah sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu menjadikan anak manusia yang mumpuni, beradab dan berbudaya.

Namun, dengan semakin materialistisnya institusi pendidikan modern saat ini akankah mereka yang cerdas secara genotif, namun miskin, dapat mengolah dan mengolaborasi dengan faktor lingkungan didalam sebuah institusi pendidikan yang biayanya selangit? Benarkah masih ada kesetaraan kesempatan (egaliterarian) berpendidikan? Jika demikian adanya, maka misi dan makna pendidikan sebagai wahana untuk memanusiakan manusia dan membebaskan manusia sudah tidak relevan lagi.



Kaum Biasa

Bagaimana Mengelola Waktu Lebih Efektif ??

Bagaimana Mengelola Waktu Lebih Efektif ??

Mengelola waktu lebih efektif adalah kunci kualitas kehidupan yang lebih baik. Orang yang pandai mengelola waktu hidupnya secara efektif dan efisien hidupnya pasti lebih bermakna. Kita semua punya jatah waktu 24 jam dalam sehari, tapi tidak semua orang berhasil memanfaatkannya untuk mencapai kebahagian yang diinginkannya.

Where did the good times go? Where did the good times go? Good times so hard to hold. Good times so hard to hold. –Verve, This Time.

Bagaimana mengelola waktu lebih agar lebih efektif dan efisien?

1. Bagi waktu anda dalam 3 zona.
Masing-masing zona waktu terdiri dari 8 jam.
  • 8 jam pertama: Istirahat.
  • 8 jam kedua: bekerja
  • 8 jam ketiga: menikmati hidup.

2. Pahami Apa yang harus di lakukan dalam masing-masing zona waktu.
  • 8 jam pertama (istirahat) untuk dioptimalkan. Kuncinya adalah bukan berapa banyak waktu yang anda gunakan untuk tidur atau istirahat, tapi seberapa optimal waktu tidur anda. Orang yang tidurnya optimal bisa memulihkan energi dengan lebih baik meski hanya dalam waktu 4 jam.
  • 8 jam kedua (bekerja) untuk diproduktifkan. Sama dengan waktu tidur, kuncinya adalah bagaimana menghasilkan lebih banyak dengan waktu dan energi yang lebih sedikit. Bahkan dalam buku terlaris, “The Power of Full Engagement: Managing Energy, not Time” karangan Jim Loeke dan Tony Schwaltz dikatakan bahwa kekuatan anugerah terbesar manusia adalah energi bukannya waktu.
  • 8 jam ketiga (menikmati hidup) untuk dimanfaatkan. Hidup itu bukan hanya untuk bekerja untuk makan, makan untuk hidup. Tapi juga Hidup untuk menikmati kehidupan. Berkarya, melakukan hal-hal yang kita cintai.
Penjelasan lebih lengkap untuk masing-masing zona waktu akan saya post di artikel selanjutnya.
3. Cerdas Memanfaatkan Celah.
8 Jam zona waktu itu tentu tidak pasti 8 jam. Kita hanya membaginya menjadi 3 zona besar. Tentu dalam pergantian dari satu zona ke zona lainnya kita tidak bisa pas 8 jam. Nah, memanfaatkan waktu yang ada tersebut adalah salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Intinya adalah jangan sampai ada waktu yang terbuang sia-sia, hanya untuk bengong. Misalnya perjalan pulang di bus, dari pada bengong, mending baca-baca buku. Atau menulis hal-hal yang bermanfaat.
4. Memotong Penggunaan Waktu Yang Tidak Penting.
Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk menonton televisi? ngerumpi? sms-an tidak jelas? Kalau kita bisa mengganti penggunaan waktu itu dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, pasti hidup kita akan lebih menyenangkan. Bagaimana cara memotong penggunaan waktu yang tidak penting? Sama seperti bagaimana menghilangkan kebiasaan buruk, hal ini bisa dilakukan dengan menghubungkan hal-hal jelek dengan hal tersebut.
5. Mengetahui Waktu-Waktu Efektif Kita.
Ada orang yang senang bekerja di pagi hari, ada juga yang senang bekerja ketika malam gelap. Ada yang senang berolahraga siang hari, ada yang senang sore, atau malam. Ada yang merasa tidurnya lebih nyenyak di siang hari ketimbang malam hari. Tak ada yang salah. Yang penting adalah kita mengetahui waktu-waktu efektif diri kita. Manajemen Waktu bukan hanya masalah melakukan banyak hal dalam waktu yang sedikit, tapi juga melakukannya pada waktu-waktu yang tepat.
6. Tentukan Tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu.
Sebelum melakukan apapun pastikan anda memulainya dengan tujuan akhir di kepala. Begitu kata Stephen Covey. Serta miliki list to do (daftar hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu).
7. No Multitasking!
Ada yang senang melakukan 2-3 pekerjaan dalam sekali waktu. Kalau anda benar-benar pakar mungkin ini bisa anda lakukan. Namun bagi saya, lebih baik menyelesaikan satu pekerjaan dengan total, daripada melakukan tiga pekerjaan dengan setengah-setengah.
8. Tulis! Pajang!
Buat agenda perencanaan. Tulis semua hal diatas. Menulis memang tidak menjamin anda mengelola waktu dengan lebih efektif. Tapi membantu anda untuk selalu berada pada jalur yang tepat. Kalau sesuatu yang ditulis saja bisa lupa, bagaimana yang tidak di tulis. Tulis dan pajang di tempat yang paling sering anda lihat.



Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567






PARIWARA

PKBM YASEMA
Pusat Remaja YASEMA
Jasa Buat Blog
Pesan Pasang Iklan
Pesan Disini!
Blog     Gambar     Video     Berita    
Topik Pilihan : Puisi Buat Guru     Pedoman BKR     Generasi Berencana     Terlambat Datang Bulan     Posisi Sex